Belajar Huruf Jawa dengan Menyenangkan

Para peserta National Innovative Teachers Competition (NITC) 2011 Indonesia di Auckland, New Zealand, pada 20–22 Maret 2012.

Menulis huruf Jawa bagi sebagian siswa menjadi momok tersendiri. Selain dianggap sulit, pelajaran menulis huruf Jawa juga cenderung monoton dan membosankan.

Belum lagi ketiadaan tulisan-tulisan Jawa di lingkungan atau fasilitas umum, membuat siswa semakin asing dengan huruf ini. Padahal di dalam huruf-huruf tersebut terkandung sejarah dan falsafah Jawa. Keadaan ini mengusik Estu Pitarto, guru dari SD Islam Al Azhar 14 Semarang. Estu yang berlatar belakang pendidikan sejarah namun dipercaya mengajar bahasa Jawa ini tidak rela jika generasi sekarang enggan atau merasa kurang senang mempelajari huruf Jawa.

“Saya mendengar huruf Jawa akan didaftarkan ke UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia.Kalau sudah begini, pasti orang asing akan mempelajarinya.Apa jadinya jika orang asing saja menguasai huruf Jawa tapi kita justru tidak bisa?”kata Estu. Kegelisahan itu lantas dijawab dengan karya. Berawal dari gagasan membuat media pembelajaran berbasis teknologi informasi (TI) yang disukai pelajar, Estu yang hanya memiliki kemampuan bidang TI pas-pasan ini lantas menghubungi teman-temannya untuk mengajarkan komputer padanya.

Kerja keras dan tekad kuat itu akhirnya berbuah.Estu berhasil menciptakan metode pembelajaran berupa CD interaktif berjudul “Ayo Sinau Aksara Jawa”. Melalui metode pembelajaran menggunakan media audio dan video ini, siswa kini dapat belajar huruf Jawa dengan menyenangkan. Karya inovatif ini mendapatkan apresiasi yang tinggi dari para siswa penggunanya, juga berhasil memenangkan National Innovative Teachers Competition (NITC) 2011 yang diselenggarakan Microsoft.

NITC 2011

National Innovative Teachers Competition (NITC) merupakan agenda tahunan Microsoft Indonesia yang digelar sejak 2004. Menurut Partners in Learning Manager Microsoft Indonesia, Obert Hoseanto, NITC merupakan penghargaan bagi para guru yang berhasil menyampaikan bahan ajar kepada siswa secara kreatif dan inovatif berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau multimedia dengan metode yang tepat. Obert menjelaskan,guru memiliki posisi yang strategis sebagai agent of change dalam mentransformasi pendidikan.

“Mereka memiliki murid dari generasi ke generasi.Ini memungkinkan mereka menularkan ilmu, pengetahuan serta hal lain, termasukteknologi,” ungkapObert. Selain itu, seiring perkembangan zaman,materi pembelajaran tidak hanya didapat dari guru, tetapi juga bisa dari sumber materi ajar yang lain. Dia mencontohkan, saat ini sepertinya bukanhalpentingbelajar dengan cara mengingat pengertian- pengertian suatu hal. Pengetahuan dapat dengan mudah didapatkan melalui berselancar (browsing) di internet. “Tinggal klik salah satu situs, berbagai hal yang ingin kita ketahui bisa diperoleh. Apalagi, informasinya lebih up to datedibanding sumber materi ajar yang lain,“ tambah Obert.

Hal senada disampaikan Educational Lead Microsoft Indonesia Mutia Nandika. Menurutnya, pendidikan berkontribusi besar pada keberhasilan Indonesia. Karena itu, Microsoft memberi perhatian penuh pada pendidikan dengan sasaran pokoknya guru. “Microsoft ingin merangsang guru-guru di Indonesia untuk lebih kreatif menyediakan materi ajar dengan memanfaatkan teknologi informasi,”kata Mutia. Sementara itu, Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Abi Sujak menilai,e-learning dan etraining akan semakin mewarnai kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

“Computer literacy bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah akan sangat membantu dalam peningkatan profesionalismenya,” ujar Sujak. PadapenyelenggaraanNITC 2011, Microsoft menggandeng BPSDMP Kemendikbud. Lebih dari 100 guru di seluruh Indonesia mengikuti kompetisi ini,namun hanya sekitar 80 karya yang dinilai lolos oleh juri. Karya tersebut dibagi ke dalam empat kategori, yakni Most Innovative, Most Edutaining, Most Creative,dan Most Original.

Setelah melalui proses penjurian, terpilih empat pemenang, yakni Estu Pitarto, guru SD Islam Al Azhar 14 dengan karya “Ayo,Sinau Aksara Jawa” pada kategori Most Innovative; Nura Uma Annisa,guru KB-TK Islam Al Azhar 22 Semarang dengan karya “Mari Mengenal Indonesia” untuk kategori Most Edutaining; Argo Suseno, guru SD Al Irsyad Al Islamiyah 01 Purwokerto dengan karya “Game Interaktif Mengenal AlatKomunikasidanInformasi” untuk kategori Most Creative; dan Dodik Isdiyantoro, guru SMPN 3 Satu Atap Miri Sragen dengan karya “Pesawat Sederhana” untuk kategori Most Original. Pada 20–22 Maret 2012 lalu keempat pemenang ini berangkat ke Auckland,New Zealand untuk mengikuti Microsoft Partners in Learning Asia and Pacific Forum 2012.

Dalam kesempatan tersebut, mereka bertemu guru-guru dari 15 negara di kawasan Asia Pasifik. Di acara inilah para pemenang ini mempresentasikan karyanya di depan para juri. Dan di tingkat regional ini Estu Pitarto dan Nura Uma Annisa berhasil menjadi pemenang. Mereka akan mewakili Indonesia di Microsoft Partners in Learning Global Forum di Athena Yunani yang rencananya digelar pada November mendatang.

Lisensi Akademik Microsoft

Terkait dunia pendidikan, Microsoft juga mempersembahkan perangkat terbaik Microsoft dengan harga yang sangat terjangkau bagi Institusi pendidikan,pengajar,staf, dan siswa, yaitu melalui Lisensi Akademik Microsoft. Ini perangkat lunak yang memperkaya keterampilan para pendidik dan siswa untuk melakukan yang terbaik dalam berinteraksi, berkolaborasi, dan belajar. Lisensi akademik Microsoft tersedia dalam 2 (dua) pilihan yaitu Lisensi Berlangganan dan Lisensi Beli Putus.

Untuk institusi pendidikan yang tertarik, bisa menghubungi call centerMicrosoft di Telp 021 - 49050EDU (021 – 49050338),SMS 0821 9100 9100 dengan format MICROSOFT ( s p a s i ) I N F O # n a m a sekolah#kota, contoh: MICROSOFT INFO #SMA 38#Sumedang, dan e-mail: mseduindonesia@microsoft. com serta web: http://edu.microsoft.co.id.

source:seputar-indonesia